1. Sistem sosial
Sistem sosial tercipta dari interaksi sosial dalam lingkungan. Kami mengambil sampel sebuah sistem sosial yang berkembang dan di kembangkan masyarakat Perum Kelapa Dua, Tangerang. Masyarakat di sana menggunakan standar penilaian umum, yakni mengacu pada kebudayaan islam, walaupun masyarakatnya majemuk dengan berbagai latar belakang budaya, agama dan adat istiadat. Jadi, masyarakat di sana cenderung agamis.
Banyak cara yang dilakukan masyarakat di sini untuk menjaga hubungan antar warga. Salah satu contohnya adalah melakukan senam jantung sehat yang rutin dilakukan setiap hari Minggu sebulan sekali, sistem ronda malam yang dilakukan para pemuda, gotong royong, dan yang paling mencirikan budaya islam adalah memfokuskan kegiatan masyarakat di masjid, seperti rapat RT/RW atau penyuluhan-penyuluhan kesehatan dari puskesmas.
Sistem sosial tak lepas dari aturan, norma, dan nilai. Wajib lapor bagi pendatang baru dan menyerahkan fotokopi kartu identitas ke RT/RW adalah aturan yang diberlakukan di Kelapa Dua. Hal ini bermaksud agar masyarakat dapat saling memantau dan menjaga setiap warganya. Dalam hal norma-norma yang berlaku, masyarakat cenderung memberikan perhatian lebih pada kesopanan dan kesusilaan.
Ada satu contoh yang dapat menggambarkan bagaimana norma dalam masyarakat di Kelapa Dua dijaga. Seorang warga –perempuan –pendatang baru pernah ditegur pemilik kost karena membawa laki-laki ke dalam rumah. Pemilik kost tersebut diberi tahu oleh warga lainnya yang pernah melihat hal itu. Walaupun pemilik kost akhirnya tahu, bahwa perempuan tersebut membawa masuk temannya untuk memakai komputer di dalam rumah,hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di sana menjaga norma dan nilai yang mereka ciptakan. Kita tak bisa menyangkal bahwa fungsi interaksi sosial dalam masyarakat di sana adalah fungsi pengawasan, dalam hal ini mengawasi agar nilai dan norma tetap terjaga.
2. Sistem Budaya
Hampir mirip dengan sistem sosial, sistem budaya di Kelapa Dua sangat erat dengan nilai dan norma yang dibangun masyarakatnya. Contoh kasus, bendera kuning menjadi tanda ada seorang warga yang baru saja meninggal dunia. Pengurus masjid biasanya akan langsung mengabarkan kabar duka tersebut, dan warga berbondong-bondong ingin membantu proses pemakaman, kelancaran serta kenyamanan lalu lintas dalam perumahan tanpa ada perintah langsung. Tak ada warga yang terganggu dengan keramaian yang ditimbulkan. Lain hal bila kita tinggal di kompleks perumahan dengan sistem cluster. Di sana, sudah ada petugas keamanan yang mengatur, yang mengurus semua hal untuk pemakamannya pun dari kalangan yang terbatas, karena memprioritaskan kenyamanan dan privasi warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar